KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas
kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta karunia-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-sebaiknya, dengan isi yang
kami dapat dari berbagai sumber yang sesuai dengan pembahasan yang kami sajikan
dalam makalah ini.
Semoga makalah ini dapat dijadikan
pedoman atau menjadi sumber tambahan ilmu pengetahuan khususnya mengenai
pertumbuhan dan perkembangan pada hewan dan tumbuhan bagi yang membacanya.
i
DAFTAR ISI
Kata pengantar .................................................................................................................... i
Daftar isi ...................................................................................................... ii
Bab 1 Pendahuluan.................................................................................. 1
A.
Latar Belakang................................................................................ 1
B.
Rumusan Masalah.......................................................................... 1
C.
Sistematika..................................................................................... 1
D.
Tujuan........................................................................................... 1
Peta konsep............................................................................................ 2
Bab 2 Pembahasan.................................................................................. 3
A. Pertumbuhan dan perkembangan.................................................. 3
1.
Pengertian
pertumbuhan dan perkembangan................................................ 3
2.
Ciri-ciri
pertumbuhan dan perkembangan...................................................... 3
B. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan....... 3
1.
Faktor Internal.................................................................................................. 3
2.
Faktor Eksternal............................................................................................... 4
C. Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan......................... 8
1.
Pertumbuhan
Primer....................................................................................... 8
2.
Pertumbuhan
Skunder...................................................................................... 11
3.
Metagenesis Pada
Tumbuhan.......................................................................... 12
D. Pertumbuhan dan perkembangan pada hewan............................... 13
1.
Pertumbuhan dan
Perkembangan Embrionik.................................................. 13
2.
Pertumbuhan dan
perkembangan Pasca Embrionik....................................... 16
3.
Metagenesis Pada
hewan................................................................................ 19
Bab
3 Penutup........................................................................................ 20
A.
Kesimpulan.................................................................................... 20
B. Daftar pustaka............................................................................... 21
ii
Bab 1
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Tumbuh
dan berkembang merupakan salah satu ciri dari mahluk hidup. Setiap yang
bernyawa akan mengalami hal itu. Mahluk hidup akan tumbuh dewasa bila
pertumbuhan dan perkembangannya dapat berjalan dengan selaras dan seimbang baik
secara fisik maupun mentalnya.
B. Rumusan Masalah
·
Apa pengertian pertumbuhan dan perkembangan?
·
Apa saja faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan pada tumbuhan?
·
Bagaimana pertumbuhan dan perkembangan pada
tumbuhan?
·
Bagaimana pertumbuhan dan perkembangan pada
hewan?
C. Sistematika penulisan
·
Kata pengantar.
·
Daftar isi.
·
Bab 1 pendahuluan.
·
Latar belakang.
·
Rumusan masalah.
·
Sistematika.
·
Tujuan.
·
Peta konsep.
·
Bab 2 pembahasan.
·
Pertumbuhan dan perkembangan.
·
Faktor pertumbuhan dan perkembangan.
·
Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan.
·
Pertumbuhan dan perkembangan pada hewan.
·
Bab 3 Penutup.
·
Kesimpulan.
·
Daftar Pustaka
D. Tujuan
Tujuan di buatnya makalah ini adalah untuk
mengetahui pertumbuhan dan perkembangan pada hewan dan tumbuhan, faktor apa
saja yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan dan
hewan dan bagaimana proses pertumbuhan dan perkembangan pada hewan dan
tumbuhan.
1
Peta Konsep
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
|
HEWAN
|
FAKTOR
INTERNAL
|
TUMBUHAN
|
Pertumbuhan
Primer
|
Pertumbuhan
sekunder
|
FAKTOR
EKSTERNAL EEKSTERNALEKSTERNAL
|
Pertumbuhan dan
perkembangan Embrionik
|
Pertumbuhan dan
Perkembangan Pasca Embrionik
|
Organogenesisi
|
Pembelahan dan Blastulasi
|
Batang
|
Akar
|
Diferensiasi
|
Diferensiasi
|
Organogenesis
|
Glasturasi
|
Metamorfosis
|
Biji
|
Regenerasi
|
Buah
|
bunga
|
Daun
|
Metagenesis
|
2
Bab 2
Pembahasan
A.
Pertumbuhan dan Perkembangan
1.
Pengertian Pertumbuhan dan
Perkembangan
·
Pertumbuhan
adalah suatu proses penambahan jumlah dan volume sel pada makhluk hidup yang
bersifat kuantitatif dan irreversibel.
·
Perkembangan
adalah suatu proses menuju tingkat kedewasaan yang bersifat kualitatif.
2.
Ciri-Ciri Pertumbuhan dan
Perkembangan
a. Ciri-Ciri Pertumbuhan
·
bersifat
kuantitatif (dapat dihitung atau dapat dinyatakan dalam suatu bilangan)
·
bersifat
irreversible (tidak dapat kembali ke bentuk semula)
·
terdapat
jaringan meristem pada tumbuhan
b. Ciri-Ciri Perkembangan
·
bersifat
Kualitatif (tidak dapat dihitung)
·
terdapat
pada alat perkembangbiakan atau reproduksi
B.
Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan
dan Perkembangan
1.
Faktor Internal
Faktor dalam (internal) merupakan
faktor yang berasal dari dalam tubuh makhluk hidup itu sendiri. Faktor-faktor
yang termasuk ke dalam faktor dalam (internal) antaran lain sebagai berikut :
a.
Gen
Gen merupakan sifat yang tidak tampak
dari luar. Gen terbentuk dari sejumlah asam nukleat yang tersusun dalam
makromolekul yang disebut DNA. Gen berfungsi sebagai pembawa faktor keturunan,
sehingga sifat yang dimiliki oleh induk akan diturunkan kepada keturunannya.
Masing-masing jenis (species), bahkan masing-masing individu memiliki gen untuk sifat tertentu seperti: cepat tumbuh, berbatang tinggi, berbatang pendek, berbuah lebat, berbuah jarang.
Masing-masing jenis (species), bahkan masing-masing individu memiliki gen untuk sifat tertentu seperti: cepat tumbuh, berbatang tinggi, berbatang pendek, berbuah lebat, berbuah jarang.
3
b.
Hormon
Hormon merupakan senyawa organik pada
manusia, sebagian hewan dan tumbuhan. Hormon dihasilkan oleh kelenjar endokrin
yang merupakan kelenjar buntu. Hormon mempengaruhi reproduksi, metabolisme,
serta perumbuhan dan perkembangan.
1.
Hormon pada tumbuhan
Hormon yang tedapat yang mempengaruhi
pertumbuhan pada tumbuhan diantaranya yaitu:
·
Auksin
Hormon auksin
merupakan senyawa kimia Indol Asetic Acid
(IAA) dihasilkan dari sekresi pada titik tumbuh yang terletak pada ujung tunas
(terdiri atas batang dan daun), ujung akar daun muda, bunga, buah dan kambium.
Jika hormon auksin berada di ujung tunas, maka akan diangkut oleh jaringan
berkas pembuluh (xilem dan Floem) menuju ke tunas untuk tumbuh dan memanjangkan
sel-sel jaringan batangnya.
Hormon auksin
di produksi di bagian koleoptil ujung tunas lalu di angkut oleh jaringan
pembuluh angkut menuju tunas, selanjutnya tunas akan tumbuh menjadi bagian
akar, batang, dan daun. Pada tunas batang, auksin akan berkumpul dibawah
permukaan batang yang menyebabkan sel-sel jaringan dibawah permukaan batang
tersebut akan tumbuh lebih cepat dari sel-sel diatas permukaan batang. Hal ini
disebabkan karena hormon auksin sangat peka terhadap panas/sinar matahari dan
akan merusak auksin dan auksin tersebut akan menghambat pertumbuhan.
Selain
berfungsi sebagai merangsang perpanjangan sel-sel batang dan memperhambat
pemanjangan sel-sel akar, juga berfungsi merangsang pertumbuhan akar samping
(lateral)dan akar serabut yang berfungsi sebagai penyerapan air dan mineral,
mempercepat pembelahan sel-sel titik tumbuh kambium akar dan batang,
menyebabkan terjadinya diferensiasi sel menjadi jaringan berkas angkut xilem
dan merangsang terjadinya pembentukan bunga dan buah.
·
Giberelin
Secara alami
hormon giberelin terdapat pada buah dan biji saat berkecambah. Giberelin adalah
zat tumbuh yang sifatnya sama dengan hormon auksin, akan tetapi fungsinya
sedikit berbeda dengan giberelin . fungsi gibrelin adalah membantu pertumbuhan
tunas/embrio,
4
menghambat perkecambahan dan pembentukan biji. Hal ini
terjadi apabila giberelin diberikan kepada bunga maka buah yang terbentuk menjadi
buah tak berbiji dan sangat mempengaruhi pemanjangandan penambahan sel.
·
Sitokinin
Ada dua jenis
hormon sitokinin, yaitu zeatin (merupakan sitokinin alami yang terdapat pada
biji jagung) dan kitenin yang merupakan sitokinin buatan.
Fungsi
sitokinin adalah untuk merangsang pembelahan sel, memperkecil dominasi apaikal,
mengatur pembetukan bunga dan buah, menghambat proses penuaan. Efek sitokinin
berlawanan dengan auksin pada tumbuhan. Contoh, jika sitokinin banyak diberikan
maka akan bayak tumbuh tunas, tetapi jika diberikan sedikit akan terbentuk
banyak akar. Hal ini terjadi karena sitokinin dapat menghentikan dominasi
pertumbuhan kuncup atas (apikal) dan merangsang kuncup samping (lateral).
·
Asam absisat
Merupakan
hormon yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman (inhibitor) yang kerjanya
berlawanan dengan auksin dan giberelin, dengan jalan memperlambat kecepatan
pembelahan dan pembelahan sel. Asam absitat akan aktif pada saat tumbuhan pada
kondisi yang kurang baik, karena pada saat tumbuhan mengalami kondisi yang
kurang baik, misalnya kekurangan air d musim kering, maka tmbuhan tersebut
mengalami dormansi yaitu daun-daunyaakan digugurkan dan yang tertinggal adalah
tunas-tunasnya. Dalam keadaan demikian asam absisat terkumpul/terakumulasi pada
tunas yang terletak pada sel penutup stomata, dan menyebabkan stomata tertutup,
sehinga penguapan air berkurang dan keseimbangan air dalam tubuh tumbuhan
terpelihara sehingga pertumbuhan
tunasnya terhambat yang menyebabkan tunasnya terhambat yang disebabkan
melambatnya kecepatan pembelahan dan pembesaran sel-sel tunasnya.
Fungsi asam
absisat yaitu dapat mengurangi kecepatan pertumbuhan dan pemanjangan sel pada
daerah titik tumbuh, seperti pada pengguguran daun dan mendorong dormansi biji
agar tidak berkecambah.
5
·
Gas Etilen
Gas etilen
adalah gas yang dihasilkan oleh buah yang sudah tua sehingga buah menjadi
matang. Jika buah tua yang masih berwarna hijau disimpan dalam tempat tertutup
dan dibiarkan beberapa hari, akhirnya menjadi matang dan berwarna kuning sampai
merah. Hal ini di karenakan keluarnya gas etilen.
Fungsi etilen
adalah menyebabkan bah menjadi masak, menyebabkan batang menjadi kokoh dan
tebal, dapat memacu pembuangan, yang bekerja sama dengan auksin dan bersama
giberelin dapat mengatur perbandingan bunga betina dan jantan pada tumbuhan
berumah satu.
·
Asam Traumalin
Asam traumalin
di sebut sebagai hormon luka/kambium karena hormon ini berperan apabila
tumbuhan mengalami kerusakan jaringan. Jika terluka tumbuhan akan merangsang
sel-sel di daerah luka menjadi bersifat meristem lagi sehingga mampu mengadakan
pembelahan sel untuk menutup luka tersebut.
·
Kalin
Kalin
merupakan hormon yang berfungsi untuk memacu pertumbuhan organ tumbuhan, di
antaranya:
1.
Rhizokalin,
dapat memacu pertumbuhan akar
2.
Kaukalin,
dapat memacu pertumbuhan batang
3.
Fitokalin,
dapat memacu pertumbuhan daun
4.
Anthokalin,
dapat memacu pertumbuhan bunga.
2.
Hormon pada hewan
Hormon
dihasilkan oleh kelenjar endokrin (kelenjar buntu) dan dibawa oleh darah ke
organ sasaran sehingga mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan hewan termasuk
manusia.
a. Kelenjar
Hipofisis Menghasilkan
• Somatotrof - Mempengaruhi pertumbuhan
• Tirotropin - Mempengaruhi kerja kelenjar tiroid
• Prolaktin - Mempengaruhi pengeluaran air susu
• Gonadotropin - Mempengaruhi kerja kelenjar kelamin
• ACTH - Mempengaruhi kerja kelenjar Adrenalin
• ADH - Mempengaruhi pengeluaran urine
• Oksitosin - Mempengaruhi kontraksi otot rahim saat melahirkan.
• Somatotrof - Mempengaruhi pertumbuhan
• Tirotropin - Mempengaruhi kerja kelenjar tiroid
• Prolaktin - Mempengaruhi pengeluaran air susu
• Gonadotropin - Mempengaruhi kerja kelenjar kelamin
• ACTH - Mempengaruhi kerja kelenjar Adrenalin
• ADH - Mempengaruhi pengeluaran urine
• Oksitosin - Mempengaruhi kontraksi otot rahim saat melahirkan.
6
b.
Tiroid menghasilkan Tiroksin : Mengatur metabolisme
zat dan pertumbuhan.
c.
Paratiroid menghasilkan Parathormon : Mengatur kadar
kalsium dalam darah.
d.
Adrenalin menghasilkan Adrenalin : Mengatur kadar gula
darah dengan mengubah glikogen menjadi glukosa.
e.
Pankreas menghasilkan Insulin : Mengatur kadar gula
darah dengan mengubah glukosa menjadi glikogen.
f.
Testis menghasilkan Testosteron : Mempengaruhi ciri-ciri
kelamin sekunder pria.
g.
Ovarium menghasilkan Estrogen dan Progresteron :
Mempengaruhi ciri-ciri kelamin sekunder wanita.
2.
Faktor Eksternal
Faktor eksternal
adalah faktor yang berasal dari luar
tubuh tumbuhan yang mempengaruhi pertumbuhannya. Faktor eksternal diantaranya
yaitu:
a.
Cahaya /Sinar Matahari
Pada dasarnya mahluk
hidup memerlukan sinar matahari begitupun dengan tumbuhan. Karena sinar mata
hari merupakan sumber energi yang digunakan untuk proses berlangsungnya
fotosintesis didalam daun tumbuhan hijau. Dari proses fotosintesis akan
dihasilkan zat makanan yang sangat berpengaruh terhadap pembelahan sel pada
pertumbuhan tanaman.
b.
Suhu (temperatur)
Setiap proses
pertumbuhan selalu dipengaruhi oleh suhu lingkungannya. Agar pertumbuhan dan
perkembangan pada tumbuhan optimal, maka diperlukan adanya suhu ideal yang
disebut temperatur optimum.
c.
Kelembapan udara
Kelembapan udara di
sekitar tumbuhan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan tersebut. Umumnya tanah dan udara di sekitar yang lembab (airnya
cukup) akan sangat baik atau cocok bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman,
karena pada kondisi seperti itu tanaman menyerap banyak air dan penguapan
(transpirasi) air semakin menurun, sehingga memungkinkan cepat terjadinya
pembelahan dan pemanjangan sel-sel untuk mencapai ukuran maksimum.
d.
Air dan unsur hara tanah
Air mutlak
diperlukan oleh tumbuhan karena tidak mungkin tumbuhan dapat tumbuh dan
berkembang tanpa air. Air memiliki fungsi bagi tumbuhan diantaranya:
7
·
Fotosintetis
·
Mengedarkan
hasil fotosintesis keseluruh bagian tumbuhan
·
Sebagai
pelarut inti sel dalam proses pertumbuhan dan perkembangan
·
Menentukan
proses transportasi unsur hara yang ada didalam tanah
·
Berperan
dalam proses metabolisme sel.
Jika tumbuhan mengalami kekurangan unsur hara
maka pertumbuhan dan perkembangannya akan mengalami gangguan atau hambatan.
Unsur hara atau nutrisi dalam jumlah banyak
yang di butuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan di sebut unsur
makro, misalnya karbon, oksigen , nitrogen, hidrogen, sulfur, fosfor, kalsium,
dan magnesium. Adapun nutrisi yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit unsur mikro,
misalnya besi, klor, mangan, boron, seng tembaga, dan nikel.
e.
Derajat keasaman
Derajat keasaman
atau PH tanah sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan suatu
tanaman. Contohnya tanah yang bersifat asam terhadap tanah padsolik merah
kuning (PMK), agar tanaman dapat tumbuh dengan baik maka jenis tanah ini di
tambahkan keasaman dengan pengapuran.
C.
Pertumbuhan dan perkembangan pada
tumbuhan
Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan terdiri atas
pertumbuhan primer dan pertumbuhan skunder
1.
Pertumbuhan primer
Terbentuknya bunga, dimulai dari alat kelamin betina atau
putik yang mengandung sel telur (ovarium) lalu dibuahi oleh alat kelamin jantan
atau benang sari yang mengandung sel sperma dan akhirnya membentuk lembaga atau
zigot. Sel induk lembaga atau zigot ini mengalami proses perkembangan yang
ditandai dengan adanya periode perlambatan pertumbuhan atau tidak ada sama sekali
pertumbuhan, sehingga bentuk zigot tidak mengalami perubahan atau tidak
mengalami pertambahan ukuran panjang.
Proses perkembangan zigot dimulai dari sel induk yang
membelah secara meiosis menghasilkan empat sel haploid, artinya satu sel besar
dan tiga sel kecil yang melebur/melarut ke dalam sel besar. Selanjutnya sel
haploid itu menyusun atau mengumpulkan energi dari zat-zat makanan untuk
melakukan pembelahan berikutnya secara mitosis.
8
Pembelahan mitosis sebenarnya adalah awal dimulainya proses pertumbuhan
embrionik yang ditandai dengan adanya periode percepatan pertumbuhan akibat
terjadinya pembelahan sel bertahap secara cepat dan terus menerus menghasilkan
dua sel, empat sel, delapan sel, enam belas sel dan seterusnya, sehingga
terjadi penambahan/pemanjangan ukuran selnya. Selanjutnya membentuk kumpulan
atau kelompok yang tumbuh menjadi embrio atau jaringan meristem atau jaringan
embrional, kemudian jaringan meristem ini tumbuh dan berkembang menjadi
kecambah hingga dewasa.
a.
Pertumbuhan pada embrio
Proses pertumbuhan dan perkembangan embrio pada tumbuhan
sering disebut sebagai perkecambahan. Perkecambahan merupakan permulaan atau
awal pertumbuhan embrio didalam biji. Biji yang berkecambah dapat membentuk
planula karena didalamnya mengandung embrio. Embrio atau lembaga mempunyai tiga
bagian, yaitu radikula (akar lembaga), kotiledon (daun lembaga), kaulikalus
(batang lembaga).
Pada
perkecambahan ada dua jenis :
Hipokotil tumbuh memanjang yang mengakibatkan kotiledon dan plumula
sampai keluar ke permukaan tanah, sehingga kotiledon terdapat diatas tanah.
Perkecambahan hipogeal
Terjadinya pertumbuhan memanjang dari epikotil sehingga
menyebabkan plumula dan menembus pada kulit bijinya yang nantinya akan muncul
diatas tanah, sedangkan kotiledonya masih didalam tanah.
Gambar
epigeal dan hipogeal
b.
Pertumbuhan pada ujung akar
Setelah proses perkecambahan, akan terbentuk tanaman muda dan
pertumbuhan selanjutnya akan ditentukan oleh aktivitas dari jaringan meristem
yang terdapat pada titik tumbuh. Jaringan meristem primer ini terdapat pada
ujung akar dan ujung batang yang sangat memungkinkan bertambah tinggi atau
panjangnya tanaman.
9
Pada akar terdapat daerah pembelahan
sel, daerah ini terdapat dibagian ujung. Sel-sel pada daerah ini aktif membelah
dan sifatnya tetap meristematik. Dibelakang daerah pembelahan merupakan daerah
yang tiap selnya memiliki aktivitas untuk membesar dan memanjang, daerah ini
dinamakan daerah pemanjangan sel.
Setelah sel-selnya membelah dan memanjang maka sel-selnya
akan terdiferensiasi menjadi sel-sel yang memiliki struktur dan fungsi yang
khusus. Daerah ini disebut sebagai daerah diferensiasi . kemudian sel-sel
dibelakang titik tumbuh akan membentang dan terdiferensiasi menjadi
jaringan-jaringan akar yaitu epidermis, korteks, endodermis dan silinder pusat.
c.
Pertumbuhan pada ujung batang
Sama halnya dengan akar, pada ujung batang juga terdapat
titik tumbuh. Titik tumbuh batang dilindungi oleh balutan bakal daunnya. Pertumbuhan
dan perkembangan sama halnya dengan terjadi pada akar, yaitu terdapat daerah
pembelahan (meristematik), daerah pemanjangan dan daerah diferensiasi.
Pada ujung batang di titik tumbuh (meristem apikal) terdapat
bakal daun. Pada bagian atas daun tumbuh lebih lambat dibandingkan dengan
permukaan bawah daun, sehingga daun yang muda akan melengkung di atas titik
tumbuh.
Pada daerah pemanjangan, sel-selnya akan tumbuh membesar dan
memanjang serta jaringan pembuluh sudah mulai tambak. Pada daerah diferensiasi
akan membentuk beberapa jaringan yaitu epidermis, korteks, dan silinder pusat.
Setelah pertumbuhan tanaman muda sehingga mencapai tanaman
dewasa, proses pertumbuhan tanaman menjadi melambat atau disebut periode
perlambatan yang ditandai dengan pertumbuhannya menjadi melambat atau bahkan
sama sekali tidak terjadi pertumbuhan. Pada periode tersebut, sebenarnya
tumbuhan itu sedang memasuki masa perkembangannya menuju tanaman dewasa yang
ditandai dengan tidak adanya penambahan panjang atau ukurannya, tetapi sedang
berkembang menuju pada kedewasaannya
10
Gambar pertumbuhan primer
pada ujung batang dan ujung akar
2.
Pertumbuhan Sekunder
Setelah mengalami pertumbuhan primer, tumbuhan akan mengalami
pertumbuhan sekunder. Pertumbuhan skunder hanya terjadi pada tumbuhan dikotil
dan Gymnospermae.
Pada tumbuhan dikotil, selain terdapat jaringan meristem
primer juga terdapat jaringan sekunder. Pertumbuhan skunder terdapat pada
jaringan meristem sekunder berupa kambium gabus
atau gabus. Fungsi kambium gabus adalah bagai perlindungan terhadap
tumbuhan skunder yaitu pertumbuhan organ tumbuhan menjadi bertambah besar
ukurannya.
Pada awal pertumbuhan, kambium hanya terdapat pada jaringan
ikat pembuluh (vasis) yang disebut kambium intravaskuler
atau kambium vasis, kambium ini dapat tumbuh ke arah yang berlawanan, yaitu
yang kearah luar akan menjadi xilem dan yang tumbuh dalam akan menjadi floem.
Selanjutnya pada pertumbuhan sel jaringan parenkim yang berbeda di antara
kambium intravaskuler akan tumbuh dan berubah menjadi kambium baru yang di
sebut kambium itervaskuler.
Di dalam perkembangannya, kambium intervaskuler akan
tersambung dengan kambium intravaskuler. Yang membentuk suatu lingkaran
konsentrik,
11
bentuk
lingkaran konsentrik pada tumbuhan dikotil sering disebut dengan lingkaran
tahun.
Gambar
pertumbuhan skunder pada batang dikoti
3.
Metagenesis Pada Tumbuhan
Metagenesis merupakan pergiliran daur hidup antara generasi
generatif dan generasi vegetatif. Biasanya kedua generasi ini berbeda
morfologinya. Metagenesis pada tumbuhan yang bisa kita lihat dengan jelas yaitu
pada tumbuhan lumut dan paku. Lumut dan paku memiliki generasi generatif yang
disebut gametofit dan generasi vegetatif yang disebut sporofit.
Tumbuhan lumut yang sering kita lihat merupakan generasi gametofit. Generasi sporofitnya tergantung pada gametofit untuk memperoleh nutrisi. Sedangkan tumbuhan paku yang sering kita lihat merupakan generasi sporofit. Generasi sporofitnya yaitu protalium.
Tumbuhan lumut yang sering kita lihat merupakan generasi gametofit. Generasi sporofitnya tergantung pada gametofit untuk memperoleh nutrisi. Sedangkan tumbuhan paku yang sering kita lihat merupakan generasi sporofit. Generasi sporofitnya yaitu protalium.
12
Gambar metagenesis pada tumbuhan lumut
D.
Pertumbuhan dan Perkembangan pada
Hewan
Pertumbuhan dan perkembangan pada
hewan termasuk manusia dapat dibedakan menjadi dua fase utama, yaitu
pertumbuhan dan perkembangan embrionik serta pertumbuhan dan perkembangan pasca
embrionik.
1. Pertumbuhan dan Perkembangan Embrionik.
Pertumbuhan dan perkembangan embrionik adalah fase pertumbuhan
dan perkembangan makhluk hidup selama masa embrio yang diawali dengan peristiwa
fertilisasi sampai dengan terbentuknya janin di dalam tubuh induk betina. Fase
fertilisasi adalah pertemuan antara sel sperma dengan sel ovum dan akan
menghasilkan zygote. Zygote akan melakukan pembelahan sel (cleavage). Zigot
selanjutnya mengalami pertumbuhan dan perkembangan melalui tahap-tahap yaitu
pembelahan, gastrulasi, dan organogenesis.
13
Gambar
pertumbuhan embrionik
a.
Pembelahan (cleavage) dan Blastulasi.
a)
Pembelahan
Zigot akan mengalami
pembelahan secara mitosis, yaitu dari satu sel menjadi dua sel, dua sel menjadi
empat sel, empat sel menjadi delapan sel, dan seterusnya. Pembelahan sel tersebut
berlangsung cepat dan akan menghasilkan sel-sel anak yang tetap terkumpul
menjadi satu kesatuan yang menyerupai buah anggur yang disebut morula. Dalam
pertumbuhan selanjutnya, morula akan menjadi blastula yang memiliki suatu
rongga. Proses pembentukan morula menjadi blastula disebut blastulasi.
Morula adalah suatu bentukan sel sperti bola (bulat) akibat
pembelahan sel terus menerus. Keberadaan antara satu dengan sel yang lain
adalah rapat. Morula memiliki dua kutub, yaitu:
·
Kutub hewan (animal pole),
·
Kutub tumbuhan (vegetal pole), yang
berfungsi sebagai tempat cadangan makanan.
14
b)
Blastulasi.
Blastulasi
yaitu proses terbentuknya blastula. Blastula adalah bentukan lanjutan dari
morula yang terus mengalami pembelahan. Bentuk blastula ditandai dengan mulai
adanya perubahan sel dengan mengadakan pelekukan yang tidak beraturan dan
membentuk rongga (blastosol), dan didalam blastosol tersebut terdapat cairan
sel.
b.
Gasrtulasi
Gastrula adalah
bentukan lanjutan dari blastula yang pelekukan tubuhnya sudah semakin nyata dan
mempunyai lapisan dinding tubuh embrio serta rongga tubuh. Gastrula pada
beberapa hewan tertentu, seperti hewan tingkat rendah dan hewan tingkat tinggi,
berbeda dalam hal jumlah lapisan dinding tubuh embrionya.diantaranya yaitu:
a)
Triploblastik
Triploblastik
yaitu hewan yang mempunyai 3 lapisan dinding tubuh embrio, berupa ektoderm,
mesoderm dan endoderm. Hal ini dimiliki oleh hewan tingkat tinggi seperti
Vermes, Mollusca, Arthropoda, Echinodermata dan semua Vertebrata.
Triploblastik di bedakan menjadi 3
jenis, yaitu :
Ø triploblastik aselomata :
tak memiliki rongga tubuh
Ø triploblastik
pseudoselomata : memiliki rongga tubuh yang semu
Ø triploblastik selomata:
memiliki rongga tubuh yang sesungguhnya, yaitu basil pelipatan mesoderm
b)
Diploblastik
Diploblatik yaitu hewan yang
mempunyai 2 lapisan dinding tubuh embrio, berupa ektoderm dan endoderm.
Dimiliki oleh hewan tingkat rendah seperti Porifera dan Coelenterata.
Gastrulasi yaitu proses pembentukan gastrula.
Gastrulasi.
Dalam perkembangan selanjutnya, blastula akan menjadi gastrula. Proses
pembentukan gastrula disebut gastrulasi. Pada bentuk gastrula ini, embrio telah
terbentuk menjadi tiga lapisan embrionik, yaitu lapisan bagian luar (ektoderm),
lapisan bagian tengah (mesoderm), dan lapisan bagian dalam (endoderm). Jadi
gastrulasi merupakan proses pembentukan tiga lapisan embrionik. Dalam
perkembangan selanjutnya lapisan embrionik akan mengalami pertumbuhan dan
perkembangan menghasilkan berbagai organ tubuh.
15
c.
Organogenesis.
Organogenesis
merupakan proses pembentukan alat-alat tubuh atau organ seperti otak, jantung,
paru-paru, ginjal, hati, dan sebagainya. Proses
ortganogenesis ini memiliki tiga bagian,
yaitu:
a) Ektoderm akan
mengalami diferensiasi menjadi kulit, rambut, sistem saraf, dan alat-alat
indera.
b) Mesoderm akan
mengalami diferensiasi menjadi otot, rangka, alat reproduksi (seperti testis
dan ovarium), alat peredaran darah. Dan alat ekskresi.
c) Endoderm akan
mengalami diferensiasi menjadi alat pencernaan, kelenjar yang berhubungan
dengan pencernaan, dan alat-alat pernapasan.
Organogenesis
merupakan proses yang sangat kompleks.
Pada
mammalia, embrionya memiliki selaput embrio, yaitu amnion, korion, sakus
vitelinus, dan alantois. Selaput embrio berfungsi melindungi embrio terhadap
kekeringan, goncangan, membantu pernapasan, ekskresi, serta fungsi penting
lainnya selama berada di dalam rahim induknya.
2. Pertumbuhan dan Perkembangan Pasca Embrionik.
Pertumbuhan dan perkembangan pasca
embrionik adalah pertumbuhan dan perkembangan setelah masa embrio. Pada masa
ini pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi terutama penyempurnaan alat-alat
reproduksi (alat-alat kelamin), dan biasanya pula hanya terjadi peningkatan
ukuran bagian-bagian tubuh saja.
Pada golongan hewan tertentu sebelum tumbuh menjadi hewan
dewasa, membentuk tahap larva terlebih dahulu. Pada golongan hewan tersebut
pertumbuhan dan perkembangan pasca embrionik merupakan tahap pembentukan larva
sebelum tumbuh dan berkembang menjadi hewan dewasa. Pertumbuhan dan perkembangan
pasca embrionik yang melalui tahap larva ini dikenal dengan metamorfosis.
Contoh hewan yang mengalami metamorfosis adalah serangga dan katak.
Contoh hewan yang mengalami metamorfosis adalah serangga dan katak.
a.
Metamorfosis
Metamorfosis
adalah perubahan bentuk tubuh yang dialami oleh hewan dari tahap larva hingga
mencapai bentuk dewasa.
a)
Metamorfosis pada Serangga
Pada beberapa
serangga seperti kupu-kupu, lalat, nyamuk, lebah, dan kumbang, bentuk larva dan
dewasa sering hampir tidak ada
kemiripan.
16
Sedangkan pada
beberapa serangga lainnya seperti belalang, lipas (kecoa), dan jangkrik, bentuk
larva (nimfa) mirip bentuk dewasa. Pada proses metamorfosis terjadi proses
fisik, yaitu pergantian kulit yang disebut molting. Serangga biasanya mengalami
empat kali molting. Pada proses ini terjadi pembentukan kulit baru dan
membentuk alat-alat tubuh yang diperlukan menjelang dewasa. Pada bentuk dewasa
(imago) telah terjadi perkembangan organ reproduksi sehingga sudah mampu untuk
bereproduksi.
Berdasarkan kemiripan bentuk larva dan
dewasa, metamorfosis pada serangga dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
metamorfosis sempurna dan metamorfosis tidak sempurna.
·
Metamorfosis Sempurna (holometabola).
Pada
metamorfosis sempurna, serangga dalam daur hidupnya mengalami
perubahan-perubahan yang mencolok pada bentuk luar dan organ tubuh dari
berbagai stadiumnya. Metamorfosis sempurna perubahannya adalah sebagai berikut
:
Telur larva pupa (kepompong) imago (dewasa)
Telur larva pupa (kepompong) imago (dewasa)
Telur menetas menjadi larva. Larva umumnya
mengalami molting empat kali sehingga terbentuk larva stadium satu hingga larva
stadium empat. Contoh serangga yang mengalami metamorfosis sempurna antara lain
: kupu-kupu, lalat, nyamuk, lebah dan kumbang.
Gambar metamorfosis pada kupu-kupu.
17
·
Metamorfosis Tidak Sempurna (hemimetabola)
Metamorfosis
Tidak Sempurna (hemimetabola). Pada metamorfosis tidak sempurna, serangga
mengalami perubahan bentuk dari telur hingga dewasa yang tidak mencolok dalam
daur hidupnya.
·
Tidak mengalami Metamorfosis (Ametabola)
Tidak semua
hewan dapat melakukan metamorfosis. Contohnya sapi, kijang, manusia, dll.
b)
Metamorfosis Katak.
gambar metamorfosis katak
b.
Regenerasi
Regenasi adalah
kemampuann memperbaiki sel, jaringan, atau bagian tubuh yang rusak, hilang,
atau mati. Regenasi pada hewan ada dua macam yaitu:
·
Regenerasi untuk memperbaiki bagiak
tubuh yang rusak. Contohnya pada ekor cecak
·
Regenerasi untuk membentuk individu yang
baru. Contohnya pada cacing pipih.
Metagenesis pada hewan pada dasarnya sama
dengan metagenesis pada tumbuhan. Hewan mengalami pergiliran generasi, yaitu
fase generatif (seksual) dan fase vegetatif (aseksual) secara bergantian.
Hewan yang mengalami metagenesis misalnya golongan Cnidaria. Contoh hewannya yaitu Hydra dan Ubur-ubur. Perhatikan Gambar di bawah ini. Ubur-ubur memiliki dua fase dalam daur hidupnya, yaitu medusa dan polip. Medusa merupakan fase seksual (generatif) dan polip merupakan fase aseksual (vegetatif).
Hewan yang mengalami metagenesis misalnya golongan Cnidaria. Contoh hewannya yaitu Hydra dan Ubur-ubur. Perhatikan Gambar di bawah ini. Ubur-ubur memiliki dua fase dalam daur hidupnya, yaitu medusa dan polip. Medusa merupakan fase seksual (generatif) dan polip merupakan fase aseksual (vegetatif).
Bab 3 Penutup
Simpulan
Pertumbuhan
adalah suatu proses penambahan jumlah dan volume sel pada makhluk hidup yang
bersifat kuantitatif dan irreversible, sedangkan perkembangan adalah suatu
proses menuju tingkat kedewasaan yang bersifat kualitatif.
Pertumbuhan
dan perkembangan pada hewan dan tumbuhan dipengaruhi oleh faktor internal dan
eksternal. Faktor internal meliputi Gen dan Hormon, sedangkan faktor eksternal
meliputi cahaya, suhu, kelembapan udara, air dan unsur hara tanah, derajat
keasaman.
Pertumbuhan
dan perkembangan pada tumbuhan terdiri dari pertumbuhan primer dan pertumbuhan
sekunder. Sedangkan pada hewan terdiri dari pertumbuhan embrionik dan pasca
embrionik. Kemudian pada saat hewan dan tumbuhan dewasa, maka selanjutnya akan
mengalami pergiliran generasi yang disebut Metagenesis.
20
Daftar Pustaka
Kistinnah, Idun, Sri Lestari,
Endang..2009. Biologi mahluk hidup dan lingkungannya SMA/MA. Jakarta. Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar